Kasus Pelaku Kekerasan Pada Belasan Murid di SMAN Benteng Berakhir Damai

oleh -117 Dilihat
oleh

 

KhazanahNews.Com** Atas perintah gubernur yang menyikapi secara bijak kasus insiden pemukulan guru honorer terhadap belasan pelajar di SMAN 5 Bengkulu Tengah(Benteng). Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat, M.Pd sudah bertindak cepat dengan mendatangi SMAN 5 Benteng, untuk mendapat penjelasan secara detil.

“Kesimpulannya sudah selesai dan sudah damai sudah bermediasi antara guru honorer pelaku kekerasan dengan orang tua murid korban kekerasan. Perjanjian dengan surat perdamaian di atas meterai disaksikan Kapolsek Taba Penanjung dan DPPPA Kabupaten Benteng,” jelas Eri Yulian Hidayat disela_sela sosialisasi pencegahan kekerasan pada perempuan, di gedung Pola Bappeda Rabu(6/9). Seperti pemberitaan sebelumnya Gubernur Bengkulu Prof.Dr.Rohidin Mersyah bereaksi cepat menyikapi oknum guru honorer yang mengajar pelajaran olahraga di Kabupaten Bengkulu Tengah, melakukan kekerasan fisik pada belasan murid saat pelajaran olahraga. Ketika dikonfirmasi gubernur yang baru saja menerima penghargaan dari Presiden Jokowi, karena prestasinya berhasil menstabilkan inflasi harga_harga pokok di Sumatera.

Menyikapi pemukulan belasan pelajar dilingkungan sekolah SMAN Benteng, secara bijak dan tegas gubernur menyampaikan tidak zamannya lagi proses belajar dengan cara kekerasan fisik seperti pemukulan. Saat ini Merdeka Belajar, siswa diberi kebebasan untuk belajar. Kebebasan yang terarah, guru tetap memantau agar semuanya bisa berjalan sesuai rencana. Khusus kasus guru pukul belasan murid di Benteng
Gubernur sudah memerintahkan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPA) Eri Yulian Hidayat, M.Pd untuk turun ke SMAN Benteng untuk memantau dan mengetahui kondisi dan kejadian sebenarnya.

Gubernur memberi pesan agar Kadis PPA menyelesaikan semisal ada korban pemukulan yang perlu dirawat, ia perintahkan dibawa ke RSUD M.Yunus untuk dirawat dan biayanya ditanggung Pemerintah. Untuk guru pelaku kekerasan agar di evaluasi untuk tidak melakukan hal serupa lagi yang bisa mencoreng dunia pendidikan. Bahkan gubernur menyarankan agar guru pelaku kekerasan di tes psikologinya apakah wajar atau tidak menjadi seorang pendidik. Gubernur juga minta agar semua guru_guru menjauhi sikap_sikap kekerasan, namun murid harus diberi arahan yang baik, wawasan dan untuk bersikap positif. Menyangkut sarana dan prasarana agar ditawarkan pada yang mampu. Bagi yang tidak mampu jangan dipaksa apalagi dihilangkan hak untuk belajar. Sementara itu Kadis PPA Eri Yulian Hidayat, M.Pd yang turun langsung ke SMAN Benteng bersama sekretaris, mendapatkan penjelasan dari Kepsek Af bahwa sudah ada perdamaian antara guru olahraga SR pelaku pemukulan dengan orang tua murid? Seperti pemberitaan KhazanahNews.Com edisi kemarin bahwa telah terjadi kekerasan berupa pemukulan oleh guru honorer berinisial SR, pengakuan belasan murid korban pemukulan bahwa mereka diperintahkan membawa raket saat jam olahraga Sabtu (26/8), namun dari 25 murid dalam satu kelas tersebut 13 orang tidak membawa raket. Oknum guru olahraga berkelamin wanita tersebut langsung menjemur yang tidak membawa raket di terik matahari hampir dua jam. Setelah itu oknum guru honorer memukul satu persatu murid yang tidak membawa raket dengan sekuat tenaga. Akibatnya fisik siswa yang dipukul lebam_lebam hitam. Sebagian murid yang dipukul tidak bisa berdiri dan ada juga yang berjalan pincang, lebih kasihan lagi tiga murid wanita sampai badannya meriang dan berobat ke dokter akibat pemukulan tersebut.hasanah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.