KHAZANAHNEWS.COM**Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Bengkulu, Drs.Tantawi, menerbitkan buku yang bertujuan untuk meluruskan sejarah yang ada di Bengkulu. Karena banyak sekali sejarah masa lalu Bengkulu belum terungkap bahkan banyak yang hilang bersama waktu.
Ini disampaikan Cik Tan pada Khazanahnews.Com Rabu(6/11). Disampaikan mantan ketua BMA Provinsi Bengkulu ini, untuk itulah ia sebagai tokoh adat melayu Bengkulu terus menggali dan mencari referensi, seperti ungkapan kalimat yang beredar selama ini kalau lidah orang Bengkulu terkenal dengan R berkarat (er bekarek).
Menurutnya tidak semua orang lidahnya berkarat, karena sebelum berdirinya Kerajaan Sungai Serut di Kota Bengkulu, Kota Bengkulu dihuni Suku Dayak Taba asal Kalimantan yang Ernya berkarat. Sedangkan di Rejang Lebong Curup, dihuni Dayak Binayu yang ERnya tidak berkarat. Suku Dayak Binayu yang Ernya tidak berkarat inilah cikal bakal suku rejang di Curup, satu bahasa dengan suku dayak di Kalimantan, dayak Binayu ini disebut juga Dayak Darat sedangkan Dayak Taba disebut juga Dayak laut.
Lanjutnya, mengapa dayak Binayu disebut Dayak laut karena mereka suka mencari garam, karena rejang lebong tidak ada laut dan mereka kesulitan mendapatkan garam untuk kebutuhan memasak. Kecuali di gunung Meratus Kalimantan banyak tersedia garam. Makanya orang Pagaralam dan Pasemah sampai membuat permukiman di Kedurang Kaur, Ulu Pino untuk mendapatkan garam.
“Jadi kita akan luruskan sejarah itu? Karena lidah ER berkarat Bengkulu bersahabat dengan lidah sebutan ER yang ada di Kalimantan seperti Sanggau, Sintang dan lain-lain” tegasnya yang mempelajari sejarah tersebut dari berbagai sumber dan referensi. Intinya terbitnya buku sejarah ER berkarat ini agar masyarakat luas tahu sejarah dan LAM Bengkulu akan membuat Organisasi Bahasa ER Berkarat di Provinsi Bengkulu.***hasanah