Khazanahnews.Com** Tenggelamnya tongkang pengangkut material rekanan milik Monte Carlo yang membawa ribuan bahan bangunan. Untuk pembangunan pengaman pantai di Pulau Enggano akhir Oktober 2023 lalu, membuat pekerjaan pengaman pantai tertunda. Dijelaskan PPK BWSS 7 Bengkulu HS, rekanan yang sudah memesan material dari Pulau Jawa tujuan Pulau Enggano. Tragisnya saat mau merapat di pelabuhan Enggano dihantam angin kencang tongkang tergantung dan patah as, mengakibatkan semua material yang diangkut bernilai miliaran tenggelam dilaut Enggano saat akan merapat. Lanjut HS karena waktu yang mepet pihaknya memutuskan kontrak dengan rekanan asal Rejang Lebong Monte Carlo dan dibayar sesuai hasil yang sudah dikerjakan. “soal waktu akhir tahun 2023 tidak mungkin menyiapkan material skala besar yang harus dipasok dari pulau Jawa sebab itu terpaksa putus kontrak. Masalah bencana patahnya tongkang dan tenggelamnya material proyek pengaman pantai Enggano sudah dilaporkan Kabalai ke Kementerian PUPR Dirjen SDA,” Jelasnya. BWSS 7 juga sudah koordinasi dengan Pemprov masalah penyediaan material yang sulit di pulau Enggano.
Menyikapi pekerjaan PSN dan pemasokan material di pulau Enggano, gubernur Rohidin Mersyah sudah melakukan rapat untuk menjamin kelancaran masuknya bahan material dan logistik pada Proyek Strategis Nasional di Pulau Enggano. Pemerintah Provinsi Bengkulu menggelar rapat membahas kelancaran arus mobilisasi bahan material ke Pulau Enggano, diruang Rapat Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Kamis (18/1).
Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Nandar Munadi yang memimpin rapat menjelaskan, mobilisasi bahan material untuk proyek yang sedang dikerjakan di Pulau Enggano harus lancar tanpa hambatan.
Karena menurutnya, dengan lancarnya bahan material yang masuk maka tentu proyek yang sedang dikerjakan itu dapat berjalan baik dan bisa diselesaikan sesuai target.
“Tadi kita bahas bagaimana percepatan pembangunan di Pulau Enggano yang sudah berjalan sejak tahun 2023 dan akan berakhir pada tahun 2024. Jadi jangan sampai ada hambatan-hambatan dan proyek di Pulau Enggano dapat berjalan sesuai dengan rencana,” sampainya.
Lanjutnya, selama ini Proyek Strategis Nasional di Pulau Enggano tidak ada hambatan yang berarti, namun diakuinya kondisi Pulau Enggano berbeda dengan proyek lainnya, karena Pulau Enggano itu terletak di Samudera Hindia dan tidak bisa dilewati jalur darat.
“Untuk itu kita ingin pastikan mobilisasi bahan material ke Pulau Enggano dapat lancar sehingga proyek dari pemerintah pusat ini dapat terus berkelanjutan,” demikian Nandar.
Senada dengan hal itu, Kadis PUPR Provinsi Bengkulu Tejo Suroso mengatakan, pembangunan infrastruktur di Pulau Enggano sudah dimulai sejak November 2023 lalu.
“Adapun pekerjaan proyek yang dilakukan yaitu, jalan lintas di Pulau Enggano sejauh 32, 9 kilometer, pengaman pantai serta jalan lingkungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional,” jelas Tejo.
Lanjutnya, untuk kelancaran bahan logistik dan material pendukung proyek di Pulau Enggano memang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, mengingat Pulau Enggano berada di jalur Samudera Hindia sehingga perlu akses yang baik, seperti kesiapan pelabuhan maupun kapal penyeberangan, sampai Tejo Suroso.(hasanah)**